Pada era globalisasi dan revolusi industri 4.0, keterampilan kreativitas menjadi salah satu modal utama yang harus dimiliki oleh generasi muda. Kreativitas memegang peran krusial dalam mendorong inovasi, pemecahan masalah, dan adaptasi terhadap perubahan yang cepat. Dalam konteks pendidikan, pengembangan kreativitas sangat penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan. Salah satu upaya untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diterapkan di sekolah-sekolah.
PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kreativitas, inovasi, dan kualitas sumber daya manusia di perguruan tinggi. Menurut Prof. Dr. Supranto (2019) “PKM adalah suatu program yang bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan riset, analisis, dan penyelesaian masalah yang diperlukan untuk menghasilkan karya atau produk yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat”. Hal ini dapat dipahami bahwa tujuan dari PKM adalah untuk mengembangkan potensi kreativitas dan inovasi mahasiswa serta mendorong mereka untuk berkontribusi dalam memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. Beberapa tujuan dari PKM di sekolah adalah sebagai berikut,
a. Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi, Salah satu tujuan utama dari PKM di sekolah adalah untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan kreatif dan inovatif mereka. Melalui berbagai kegiatan seperti penelitian, eksperimen, atau proyek kreatif, siswa diajak untuk berpikir di luar kotak dan menciptakan solusi baru untuk permasalahan yang ada.
b. Mendorong Kolaborasi dan Komunikasi, PKM di sekolah seringkali melibatkan kerja sama antar-siswa dalam kelompok atau tim. Hal ini mendorong siswa untuk belajar bekerja sama, berbagi ide, dan menghargai kontribusi dari anggota tim lainnya. Selain itu, siswa juga diajak untuk meningkatkan kemampuan komunikasi mereka melalui presentasi proyek atau diskusi kelompok.
c. Memperluas Wawasan dan Pengetahuan, Melalui PKM, siswa diberikan kesempatan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mereka di luar materi pelajaran yang diajarkan di kelas. Mereka dapat melakukan penelitian tentang topik yang menarik minat mereka, mengikuti pelatihan atau workshop, atau belajar dari pengalaman praktis dalam menghadapi permasalahan nyata.
d. Membangun Keterampilan Berpikir Kritis dan Analitis, PKM di sekolah juga bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Mereka diajak untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap informasi, mengidentifikasi masalah, menganalisis solusi yang mungkin, dan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang.
e. Menginspirasi Minat Karier dan Pendidikan, Melalui pengalaman dalam PKM, siswa dapat menemukan minat dan bakat mereka dalam bidang tertentu, baik itu sains, seni, teknologi, atau bidang lainnya. Hal ini dapat menjadi landasan bagi mereka untuk memilih karier atau jalur pendidikan yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka.
f. Mendorong Kepedulian Sosial dan Lingkungan, PKM di sekolah juga dapat memperkuat kesadaran siswa terhadap permasalahan sosial dan lingkungan. Mereka dapat diajak untuk melakukan proyek yang berkaitan dengan isu-isu sosial atau lingkungan, seperti kampanye lingkungan, program pengabdian masyarakat, atau proyek kemanusiaan.
Pendekatan Green Accounting
Green Accounting (akuntansi lingkungan) adalah pendekatan dalam akuntansi yang memperhitungkan aspek lingkungan dan keberlanjutan dalam laporan keuangan perusahaan. Konsep ini bertujuan untuk mengukur, melaporkan, dan memperhitungkan dampak ekonomi dari kegiatan bisnis terhadap lingkungan, serta mendorong penggunaan sumber daya yang berkelanjutan. Ada beberapa cara di mana konsep Akuntansi lingkungan diterapkan;
a. Penilaian Aspek Lingkungan dalam Laporan Keuangan, Ini melibatkan mencatat dan melaporkan informasi tentang aset, kewajiban, dan arus kas yang berkaitan dengan aktivitas yang mempengaruhi lingkungan. Misalnya, biaya pengendalian polusi, investasi dalam teknologi ramah lingkungan, atau pengeluaran untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
b. Penilaian Nilai Lingkungan, Dalam beberapa kasus, Akuntansi lingkungan melibatkan upaya untuk menetapkan nilai ekonomi pada sumber daya alam dan ekosistem yang dimanfaatkan oleh perusahaan. Ini bisa termasuk penilaian ekonomi terhadap tanah, udara, air, dan biodiversitas yang terpengaruh oleh kegiatan bisnis.
c. Menggunakan Metrik Berkelanjutan, Akuntansi lingkungan menggunakan metrik keberlanjutan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dari sudut pandang lingkungan. Ini bisa termasuk pengukuran emisi karbon, konsumsi air, atau penggunaan energi, dan membandingkannya dengan target atau standar keberlanjutan yang ditetapkan.
d. Pelaporan Keberlanjutan, Pelaporan keberlanjutan menjadi bagian penting dari Akuntansi lingkungan. Perusahaan secara aktif menyediakan informasi tentang praktik lingkungan mereka kepada para pemangku kepentingan, seperti pemegang saham, konsumen, dan masyarakat umum.
e. Pengembangan Inisiatif Lingkungan, Akuntansi lingkungan juga bisa mendorong perusahaan untuk mengembangkan inisiatif yang ramah lingkungan. Ini termasuk investasi dalam teknologi hijau, penggunaan bahan baku yang dapat didaur ulang, atau partisipasi dalam proyek-proyek konservasi lingkungan.
Dengan menerapkan konsep Akuntansi lingkungan, perusahaan berusaha untuk tidak hanya memaksimalkan keuntungan finansial, tetapi juga memperhitungkan dampak lingkungan dari kegiatan mereka. Ini membantu dalam mempromosikan praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
Implementasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan pendekatan Green Accounting merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa untuk menciptakan dampak positif dalam pelestarian lingkungan. Sebagai pembimbing utama, peran guru sangat vital dalam memandu dan memberikan arahan kepada siswa. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep Green Accounting, serta memberikan bimbingan teknis terkait dengan metodologi penelitian dan penyusunan laporan. Dengan pengalaman dan pengetahuan mereka, guru dapat membantu siswa dalam mengarahkan proyek mereka ke arah yang produktif dan sesuai dengan tujuan PKM. Siswa, di sisi lain,memiliki peran yang aktif dalam seluruh proses PKM. Mereka harus berinisiatif untuk melakukan penelitian mendalam tentang topik yang dipilih dan mengembangkan konsep-konsep yang relevan dengan pendekatan Green Accounting. Melalui pencarian informasi yang cermat dan analisis yang teliti, siswa dapat menyusun argumen yang kuat dalam proyek mereka. Lebih dari itu, siswa juga harus menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam proyek PKM, baik dalam pengumpulan data maupun dalam merancang strategi untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Kolaborasi antara guru dan siswa menjadi kunci kesuksesan dalam implementasi PKM dengan pendekatan Green Accounting. Pertemuan reguler antara guru pembimbing dan siswa memungkinkan untuk mendiskusikan perkembangan proyek, memberikan umpan balik, serta mengatasi tantangan yang mungkin timbul selama proses penelitian. Dengan demikian, melalui kerjasama yang erat ini, PKM dengan pendekatan Green Accounting dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Membangun masa depan dengan kreativitas melalui implementasi Pengabdian kepada masyarakat (PKM) di sekolah dengan pendekatan Green Accounting adalah langkah yang vital dalam merespons tantangan masa depan yang kompleks, terutama dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan. Dalam upaya ini, bagaimana kreativitas siswa diarahkan menuju solusi inovatif yang berdampak positif bagi lingkungan, sambil mengadopsi prinsip-prinsip akuntansi yang ramah lingkungan. Terlihat jelas bahwa pendekatan ini bukan hanya tentang menerapkan ide-ide baru, tetapi juga tentang membawa perubahan yang berkelanjutan. Implementasi PKM dengan pendekatan Green Accounting di sekolah memungkinkan siswa untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen solusi yang aktif, mengembangkan keterampilan kritis, kreatif, dan kolaboratif yang sangat diperlukan di era globalisasi ini. Keberhasilan proyek-proyek PKM yang mengintegrasikan prinsip-prinsip Green Accounting membawa dampak yang jauh lebih luas daripada sekadar hasil langsungnya. Proses ini juga menggali kesadaran lingkungan yang mendalam di kalangan siswa, mengubah pola pikir mereka tentang pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dalam setiap aspek kehidupan. Dalam rangka memperkuat langkah-langkah ini, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pihak sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Guru dan tenaga pendidik memegang peran penting sebagai fasilitator dan pembimbing, sementara dukungan dari pemerintah dan masyarakat akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong kreativitas siswa. Sebagai penutup, mari kita terus mendukung dan mendorong adopsi PKM dengan pendekatan Green Accounting di lebih banyak sekolah, sehingga dapat membentuk generasi penerus yang kreatif, berdaya saing, dan peduli lingkungan. Dengan demikian, kita tidak hanya membangun masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak kita, tetapi juga lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.
Rekomendasi
Implementasi PKM di SMK INFORMATIKA SERANG melalui pendekatan Green Accounting dalam membangun masa depan dengan kreativitas, ada beberapa rekomendasi yang dapat diuraiakan sebagai berikut:
1. Integrasi Kurikulum yang Lebih Luas, Sekolah dan lembaga pendidikan dapat memperkuat pendekatan ini dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan kreativitas ke dalam kurikulum secara menyeluruh, bukan hanya dalam kegiatan PKM. Ini akan membantu memastikan bahwa nilai-nilai tersebut tidak hanya diajarkan, tetapi juga diamalkan dalam setiap aspek kehidupan siswa.
2. Pelatihan dan Pengembangan Guru, Guru merupakan kunci keberhasilan dalam melaksanakan program ini. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan dan pengembangan yang terus-menerus untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep Green Accounting dan kreativitas serta bagaimana mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran sehari-hari.
3. Kerjasama antara Sekolah dan Stakeholder Eksternal, Sekolah perlu menjalin kemitraan yang kuat dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan LSM yang peduli lingkungan. Kolaborasi ini dapat memperluas jangkauan proyek PKM, menyediakan sumber daya tambahan, dan membantu dalam mengevaluasi dan meningkatkan dampaknya.
4. Promosi Kesadaran Lingkungan di Komunitas Sekolah, Penting bagi sekolah untuk mempromosikan kesadaran lingkungan di antara siswa, guru, staf, dan orang tua. Ini dapat dilakukan melalui program-program pendidikan, kampanye sosial, dan kegiatan-kegiatan lingkungan yang melibatkan seluruh komunitas sekolah.
5. Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan, Langkah terakhir yang tidak kalah penting adalah memastikan adanya sistem monitoring dan evaluasi berkelanjutan terhadap implementasi PKM dengan pendekatan Green Accounting. Ini memungkinkan sekolah untuk melacak kemajuan, mengidentifikasi tantangan, dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas program tersebut.